JAKARTA – Apakah pinjol legal bisa sebar data? Teror dari debt collector (DC) Pinjaman Online (pinjol) sering kali menjadi hal yang meresahkan masyarakat. Pasalnya, ada kasus di mana data pribadi debitur disebarkan ke media sosial oleh pihak pinjol.
Selain melalui media sosial, data debitur juga kerap disebarkan ke seluruh kontak yang ada di ponsel debitur. Padahal, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menetapkan aturan ketat terkait proses penagihan. DC memang diperbolehkan untuk menagih, tetapi tidak boleh menggunakan ancaman atau intimidasi.
Dalam aturan tersebut, penagihan harus dilakukan dengan cara yang sopan dan tidak menimbulkan teror. DC juga dilarang keras untuk mempermalukan debitur, meskipun debitur tersebut mengalami gagal bayar (galbay). Pinjol yang terdaftar secara legal di OJK dan tetap menyebarkan data debitur dapat dikenai sanksi pidana yang serius, mulai dari denda hingga hukuman penjara.
Cara Melaporkan DC Pinjol yang Sebar Data
Jika ada pelanggaran terkait penyebaran data pribadi oleh DC pinjol, masyarakat bisa melaporkannya ke pihak berwajib. Berikut langkah-langkah melaporkan tindak pidana tersebut ke kepolisian yang dirangkum Okezone, Sabtu (5/9/2024):
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
1. Datangi kantor polisi terdekat dari lokasi kejadian dan laporkan kasus tersebut baik secara tertulis, lisan, atau melalui media elektronik.
2. Laporan bisa diajukan ke bagian Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT), yang bertugas memimpin dan mengelola pelayanan laporan masyarakat serta menyediakan informasi terkait tugas kepolisian.
3. Setelah laporan diterima, penyidik akan melakukan kajian awal untuk menilai kelayakan laporan tersebut.
4. Jika laporan dinyatakan layak, maka akan diberikan nomor registrasi sebagai tanda dimulainya penyidikan.
5. Penyidik kemudian akan memeriksa pelapor melalui wawancara yang akan dituangkan dalam berita acara.
6. Berdasarkan laporan dan surat perintah penyelidikan, proses penyelidikan akan dilakukan.
7. Jika terbukti adanya tindak pidana, penyidik akan melanjutkan proses penyidikan berdasarkan laporan dan surat perintah tersebut.
Selain melapor ke polisi, debitur juga bisa mengadukan kasus tersebut ke OJK melalui email pengaduan konsumen di alamat [email protected] atau melalui WhatsApp di nomor 081157157157. Alternatif lainnya, laporan juga bisa diajukan ke Kominfo melalui situs aduankonten.id atau email [email protected].
Perbuatan menyebarkan data pribadi juga dapat dikenakan sanksi berdasarkan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Berdasarkan Pasal 27 UU ITE, pelaku yang terbukti melakukan penyebaran data pribadi, penipuan, ancaman, atau pemerasan dapat dijatuhi hukuman penjara maksimal enam tahun dan denda hingga satu miliar rupiah.
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Aplikasi pinjol yang berbedar di tengah masyarakat terbagi menjadi dua jenis, yakni pinjol legal dan pinjol ilegal. Dikutip dari laman www. ojk. go. id, aplikasi pinjaman online legal. Pinjaman online ilegal bisa mengakses kontak. Hal ini karena pinjaman online ilegal sering meminta akses ke kontak ponsel nasabah. Dengan akses ini, pinjol ilegal dapat melihat.
JAKARTA – Apakah Pinjol legal boleh sebar data? Masyarakat masih dibuat resah dengan penyebaran data pribadi yang dilakukan oknum pinjol baik legal maupun ilegal. Lantas, apakah pinjol legal boleh sebar data? ini dia jawabannya.
Pinjaman online atau pinjol masih menjadi jalan pintas masyarakat dalam memperoleh dana segar. Limit uang yang tinggi, persyaratan yang relatif mudah dan proses yang sangat cepat menjadi faktor utama masyarakat menggunakan layanan ini.
Namun yang sangat disayangkan, masyarakat kerap abai dengan resiko berbahaya dari pinjaman online. Salah satu yang paling berbahaya adalah penyebaran data pribadi yang dilakukan oleh oknum pinjol.
Biasanya, data pribadi akan disebar saat pengguna mengalami gagal bayar. Kadang pula, aksi ini dilakukan sebagai ancaman agar debitur segera membayar cicilan pinjamannya.
Saat data disebar, maka resiko berbahaya lainnya dapat menimpa pengguna. Mulai dari reputasi yang hancur, data yang disalahgunakan dan berbagai resiko berbahaya lain.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
Perilaku penyebaran data pribadi umumnya dilakukan oleh pinjol ilegal yang tidak terdaftar oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Namun belakangan ini, ada pula layanan pinjol legal yang melakukan aksi serupa untuk menagih hutang penggunanya.
Lantas apakah pinjol legal boleh sebar data? jawabannya tentu tidak. Hal tersebut diatur dalam Peraturan OJK No. 77 /POJK.01/2016 tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi.
Dalam aturan tersebut dijelaskan bahwa penyelenggara layanan pinjaman uang berbasis teknologi informasi (pinjaman online) harus berbadan hukum (legal). Didalamnya juga dijelaskan bahwa layanan pinjol legal harus menerapkan prinsip perlindungan pengguna dengan salah satunya adalah menjaga privasi dan keamanan data.
Selain itu, aturan tentang sebar data juga diatur dalam Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 20 Tahun 2016 tentang Perlindungan Data Pribadi dalam Sistem Elektronik di Pasal 8 Ayat (1). Dalam peraturan tersebut dijelaskan bahwa penyelenggara sistem elektronik termasuk pinjaman online wajib menghormati data pribadi yang bersifat privasi.
Satu lagi, informasi seputar boleh atau tidaknya layanan pinjol legal melakukan sebar data diatur dalam Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2022 tentang Perlindungan Data Pribadi. Dijelaskan bahwa layanan yang melanggar aturan tersebut dapat dikenakan pidana penjara paling lama 6 tahun dan/atau denda maksimal sebesar Rp1 miliar.
Oleh karena itu, bagi masyarakat yang hendak menggunakan layanan pinjaman online sebagai cara instan mendapat pinjaman uang, sangat disarankan untuk membaca dengan saksama syarat dan ketentuan yang berlaku. Dengan begitu, resiko sebar data yang dilakukan pinjol legal maupun ilegal dapat diminimalisir.
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Pinjaman Lingkaran Setan
Kebanyakan orang terjebak Pinjol karena terdesak kebutuhan hidup yang tinggi seperti biaya pengobatan orang tua, biaya pendidikan, atau kebutuhan mendesak lainnya, aplikasi Pinjol menawarkan kemudahan akses dan proses pengajuan yang cepat.
Persyaratan untuk mengajukan di Pinjaman Online jauh lebih mudah dibandingkan pinjaman ke bank, ini yang membuat banyak orang tergiur untuk menggunakannya.
Namun dibalik kemudahannya Pinjol memiliki bunga yang sangat tinggi jauh berbeda seperti iklannya di media sosial, dimana mereka terang-terangan mengatakan bunga rendah hanya 0,5% tapi kenyataannya tidak demikian.
Ketika nasabah mulai kesulitan membayar Debt Collector akan mulai meneror melalui sms, Whatsapp, telpon, bahkan ada yang langsung mendatangi rumahnya.
Dari situ kemudian seseorang akan mulai gali lubang tutup lubang mencari-cari pinjaman di tempat lain, hali ini bukannya membuat utang lunas malah semakin menumpuk.
Rayenda Khresna Brahmana Jurnalis Konde.com sekaligus Dosen Keuangan Conventry University menjelaskan, jasa Pinjaman Online yang ada juga beberapa di antaranya menawarkan sistem paylater hadir karena melihat adanya peluang.
Melihat selama ini sistem kredit bank cenderung kompleks dan pengajuannya cukup rumit, mereka muncul menawarkan sistem kredit/pinjaman tanpa jaminan.
Ada salah satu Pinjol yang mengklaim telah memberikan pinjaman sebesar 365 miliar Rupiah, kepada kurang lebih 27 juta nasabah sejak tahun 2021 fenomena ini menunjukan bahwa Pinjol mudah digunakan oleh masyarakat.
Lihat Financial Selengkapnya
JAKARTA - Apakah galbay di pinjol legal OJK masih tetap aman dan tak sebar data? Pinjaman online (pinjol) terbagi menjadi dua kategori utama yaitu legal dan ilegal.
Pinjol legal adalah perusahaan yang terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sehingga operasionalnya harus mematuhi peraturan yang berlaku.
Di sisi lain, pinjol ilegal tidak memiliki izin resmi, sering kali menyalahi aturan, termasuk menyebarkan data pribadi debitur sehingga membuat masyarakat banyak yang cemas.
Masyarakat yang meminjam dari pinjol legal sering kali merasa lebih aman karena perlindungan hukum yang jelas. Namun, pertanyaan yang sering muncul adalah, apakah debitur yang mengalami gagal bayar (galbay) di pinjol legal benar-benar aman dari penyebaran data pribadi?
Berdasarkan regulasi OJK, pinjol legal dilarang keras menyebarkan data pribadi nasabah meskipun nasabah tersebut tidak mampu melunasi pinjamannya tepat waktu. Pelanggaran ini dapat dikenai sanksi berat, baik berupa pencabutan izin operasional maupun hukuman pidana berdasarkan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).
Risiko penyebaran data di pinjol legal sangat kecil karena perusahaan tersebut tunduk pada aturan yang ketat. Debt collector (DC) dari pinjol legal hanya diperbolehkan menagih utang dengan cara yang sopan dan sesuai dengan prosedur. Ancaman atau intimidasi, termasuk penyebaran data pribadi, tidak hanya melanggar etika tetapi juga hukum.
Meskipun aman dari penyebaran data, perlu diingat bahwa debitur yang galbay di pinjol legal masih menghadapi beberapa risiko berikut:
1. Bunga dan Denda yang Terus Bertambah
Ketika debitur menunggak pembayaran, bunga dan denda pinjaman akan terus meningkat. Semakin lama utang tidak dilunasi, semakin besar jumlah yang harus dibayarkan, sehingga membebani keuangan debitur.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
2. Penagihan oleh Debt Collector Lapangan
Pinjol legal memiliki hak untuk bekerja sama dengan pihak ketiga, seperti DC lapangan, untuk menagih utang. Proses penagihan ini biasanya dilakukan dalam batas waktu tertentu, misalnya 90 hari. Setelah itu, penagihan akan dihentikan, tetapi status kredit nasabah tetap dicatat sebagai macet.
3. Masuk Daftar Kredit Macet di SLIK OJK
Debitur yang gagal membayar pinjaman setelah masa penagihan akan tercatat di Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) OJK atau lebih dikenal sebagai BI Checking. Status kredit macet ini dapat memengaruhi kemampuan debitur untuk mengajukan kredit di masa depan, termasuk kredit rumah atau kendaraan.
Jika debitur merasa diperlakukan tidak adil atau mengalami ancaman dari pihak pinjol legal, berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan:
Debitur dapat mengajukan pengaduan ke OJK melalui email di [email protected] atau WhatsApp di nomor 081157157157.
2. Melapor ke Kominfo
Jika terdapat indikasi pelanggaran UU ITE, laporan dapat diajukan ke Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui situs aduankonten.id atau email [email protected].
3. Melaporkan ke Kepolisian
Untuk pelanggaran yang lebih serius, seperti ancaman atau penyebaran data pribadi, debitur bisa melapor ke kantor polisi terdekat.
Galbay di pinjol legal OJK relatif aman dari penyebaran data pribadi, asalkan pinjol tersebut mematuhi aturan yang berlaku. Namun, debitur tetap perlu waspada terhadap risiko lain, seperti bunga yang meningkat dan tercatat sebagai kredit macet di SLIK OJK. Oleh karena itu, sebelum mengajukan pinjaman online, pastikan pinjol yang dipilih sudah terdaftar di OJK dan kelola keuangan dengan bijak untuk menghindari galbay.
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari